Palembang,4 agustus 2016
Perempuan mana yang tidak ingin tampil cantik dan menarik? Salah satu cara untuk tampil menarik bagi perempuan adalah mengenakan cat kuku (kuteks). Kalau zaman dahulucat kuku hanya terdiri dari satu warna, kini terdapat variasi warna dan corak yang semakin mempercantik jari lentik wanita. Namun, dibalik keindahan yang ditawarkan, ternyata cat kuku (kuteks) juga beresiko menyebabkan gangguan kesehatan tertentu.Toxic TrioTiga bahan berbahaya yang biasa ada dalam cat kuku adalahtoluene,formaldehyde, danetil asetat.Toluenemerupakan pelarut zat kimia lain dalam cat kuku yang berfungsi mempertajam warna.Toluenedapat merusak sistem saraf jika digunakan dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, pengguna juga dapat merasakan gejala seperti iritasi mata, pusing, dan mudah lupa. Meskipun sudah dilarang penggunaannya, namun sebagian besar produsen cat kuku masih menggunakan bahan ini.Selain toluene, bahan kimia cat kuku juga dilarutkan denganformaldehyde. Zat kimia yang sering disebut formalin ini dapat berwujud gas maupun cairan. Formalin tidak hanya berbahaya saat dikonsumsi saja, namun juga ketika kita menghirupnya. Jika digunakan dalam waktu yang lama,formaldehyde(formalin) akan menyebabkan timbulnya berbagai jenis kanker, sakit kepala, iritasi pada mukosa hidung, mulut, dan tenggorokan, kerusakan kulit, serta kematian.Formaldehyde(formalin) dalam bentuk gas justru lebih berbahaya daripada saat dikonsumsi. Mengapademikian? Karena dalam bentuk gas formaldehyde ini akan langsung masuk ke paru-paru dan berikatan dengan gas yang lain. Padahal, gas dalam paru-paru akan diambil dan dialirkan melalui peredaran darah. Senyawa formaldehyde dengan oksigen ini dapat meracuni tubuh dan menimbulkanberbagai penyakit secara mendadak.Zat berbahaya yang terakhir adalahetil asetat. Zat kimia ini digunakan untuk mengeraskan cat kuku. Padahal, zat ini dapat menyebabkan gangguansaraf dan organ dalam seperti ginjal, jantung, dan paru-paru. Zat kimia miripetil asetatyang juga digunanakan untuk cat kuku adalahmetil asetat. Zat ini tidak kalah berbahaya denganetil asetat.Cat Kuku dan KehamilanAnda pasti setuju dengan anjuran untuk menjaga kehamilan sebaik-baiknya, bukan? Yah, masa kehamilan adalah masa rawan yang memerlukan perhatian dan ekstra hati-hati, termasuk dalam menggunakan kosmetika. Cat kuku yang sering Anda gunakan mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menembus barier plasenta dan merusakjanin. Ingat! janin Anda lebih rentan daripada tubuh Anda sendiri.Zat kimia yang digunakan produsen dalam cat kuku dapat membahayakan janin Anda. Misalnya toluene yang selalu terdapat pada cat kuku dapat merusak saraf janin. Padahal, kehidupanintrauterine(dalamrahim) merupakan masa keemasan dalam pembentukan saraf otak. Sangat disayangkan bila ternyata otak janin Anda harus terganggu akibat cat kuku yang tidak seberapa penting.Toluene dalam dosis tinggi dapat menyebabkan cacat janin dan keguguran. Kasus yang ditemukan di lapangan memang masih jarang. Namun, percobaan pada hewan telah terbukti bahwa toluene dapat mengganggu sistem reproduksi dan kehamilan. Tidak ada salahnya menahan diri untuk tidak mengenakan cat kuku selama sembilan bulan demi buah hati tercinta.Bagaimana Cat Kuku Meracuni Anda?Cat kuku tidak masuk ke dalam tubuh melalui lapisan kuku Anda. Kuku cukup tebal untuk menjadi barier antara cat kuku dengan kulit di bawahnya. Namun, siapa dapat menjamin bahwa cat kuku yangAnda kenakan tidak masuk ke dalam mulut? Bukan berarti Anda dengan sengaja mengonsumsinya, namun cat tersebut sangat mungkin larut dalam makanan yang tanpa sengaja bersentuhan dengan cat kuku tersebut.Cat kuku juga dapat meracuni tubuh melalui udara. Formaldehyde, etil asetat, dan toluene dapat berubah bentuk dari zat cair menjadi gas. Buktinya, saat memakai cat kuku, Anda pasti mencium aroma khas yang menusuk. Nah, aroma tersebut dapat masuk ke paru-paru yang meracunitubuh. Bagi sebagian orang yang peka, aroma yang mirip dengan bensin tersebut dapat membuat pusing, sedangkan sebagian yang lain tidak merasakannya. Meski tidak merasakannya, zat-zatkimia tersebut tetap membahayakan jika digunakan dalam jangka panjang.
Sumber: informasitips.com
Perempuan mana yang tidak ingin tampil cantik dan menarik? Salah satu cara untuk tampil menarik bagi perempuan adalah mengenakan cat kuku (kuteks). Kalau zaman dahulucat kuku hanya terdiri dari satu warna, kini terdapat variasi warna dan corak yang semakin mempercantik jari lentik wanita. Namun, dibalik keindahan yang ditawarkan, ternyata cat kuku (kuteks) juga beresiko menyebabkan gangguan kesehatan tertentu.Toxic TrioTiga bahan berbahaya yang biasa ada dalam cat kuku adalahtoluene,formaldehyde, danetil asetat.Toluenemerupakan pelarut zat kimia lain dalam cat kuku yang berfungsi mempertajam warna.Toluenedapat merusak sistem saraf jika digunakan dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, pengguna juga dapat merasakan gejala seperti iritasi mata, pusing, dan mudah lupa. Meskipun sudah dilarang penggunaannya, namun sebagian besar produsen cat kuku masih menggunakan bahan ini.Selain toluene, bahan kimia cat kuku juga dilarutkan denganformaldehyde. Zat kimia yang sering disebut formalin ini dapat berwujud gas maupun cairan. Formalin tidak hanya berbahaya saat dikonsumsi saja, namun juga ketika kita menghirupnya. Jika digunakan dalam waktu yang lama,formaldehyde(formalin) akan menyebabkan timbulnya berbagai jenis kanker, sakit kepala, iritasi pada mukosa hidung, mulut, dan tenggorokan, kerusakan kulit, serta kematian.Formaldehyde(formalin) dalam bentuk gas justru lebih berbahaya daripada saat dikonsumsi. Mengapademikian? Karena dalam bentuk gas formaldehyde ini akan langsung masuk ke paru-paru dan berikatan dengan gas yang lain. Padahal, gas dalam paru-paru akan diambil dan dialirkan melalui peredaran darah. Senyawa formaldehyde dengan oksigen ini dapat meracuni tubuh dan menimbulkanberbagai penyakit secara mendadak.Zat berbahaya yang terakhir adalahetil asetat. Zat kimia ini digunakan untuk mengeraskan cat kuku. Padahal, zat ini dapat menyebabkan gangguansaraf dan organ dalam seperti ginjal, jantung, dan paru-paru. Zat kimia miripetil asetatyang juga digunanakan untuk cat kuku adalahmetil asetat. Zat ini tidak kalah berbahaya denganetil asetat.Cat Kuku dan KehamilanAnda pasti setuju dengan anjuran untuk menjaga kehamilan sebaik-baiknya, bukan? Yah, masa kehamilan adalah masa rawan yang memerlukan perhatian dan ekstra hati-hati, termasuk dalam menggunakan kosmetika. Cat kuku yang sering Anda gunakan mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menembus barier plasenta dan merusakjanin. Ingat! janin Anda lebih rentan daripada tubuh Anda sendiri.Zat kimia yang digunakan produsen dalam cat kuku dapat membahayakan janin Anda. Misalnya toluene yang selalu terdapat pada cat kuku dapat merusak saraf janin. Padahal, kehidupanintrauterine(dalamrahim) merupakan masa keemasan dalam pembentukan saraf otak. Sangat disayangkan bila ternyata otak janin Anda harus terganggu akibat cat kuku yang tidak seberapa penting.Toluene dalam dosis tinggi dapat menyebabkan cacat janin dan keguguran. Kasus yang ditemukan di lapangan memang masih jarang. Namun, percobaan pada hewan telah terbukti bahwa toluene dapat mengganggu sistem reproduksi dan kehamilan. Tidak ada salahnya menahan diri untuk tidak mengenakan cat kuku selama sembilan bulan demi buah hati tercinta.Bagaimana Cat Kuku Meracuni Anda?Cat kuku tidak masuk ke dalam tubuh melalui lapisan kuku Anda. Kuku cukup tebal untuk menjadi barier antara cat kuku dengan kulit di bawahnya. Namun, siapa dapat menjamin bahwa cat kuku yangAnda kenakan tidak masuk ke dalam mulut? Bukan berarti Anda dengan sengaja mengonsumsinya, namun cat tersebut sangat mungkin larut dalam makanan yang tanpa sengaja bersentuhan dengan cat kuku tersebut.Cat kuku juga dapat meracuni tubuh melalui udara. Formaldehyde, etil asetat, dan toluene dapat berubah bentuk dari zat cair menjadi gas. Buktinya, saat memakai cat kuku, Anda pasti mencium aroma khas yang menusuk. Nah, aroma tersebut dapat masuk ke paru-paru yang meracunitubuh. Bagi sebagian orang yang peka, aroma yang mirip dengan bensin tersebut dapat membuat pusing, sedangkan sebagian yang lain tidak merasakannya. Meski tidak merasakannya, zat-zatkimia tersebut tetap membahayakan jika digunakan dalam jangka panjang.
Sumber: informasitips.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar