Jumat, 13 Januari 2017

OCD

penyakit ocd,- Obsessive compulsive disorder (OCD) atau yang dalam bahasa indonesia memiliki arti gangguan obsesif kompulsif adalah sebuah penyakit psikologis dimana penderita mengalami perubahan pada pikiran yang obsesif dan tindakan yang kompulsif. Gangguan psikologis ini akan ditandai dengan munculnya sebuah ketakutan pada pikiran (obsesif) penderita yang berakibat pada tindakan pencegahan yang berlebihan (kompulsif). Contoh kecilnya adalah seseorang yang terbiasa mencuci tangan dengan sabun berulang-ulang kali karena merasa masih ada kuman dalam tangan.
Meskipun terlihat wajar dan tidak berbahaya, OCD ini sangat mengganggu aktivitas dari penderita, mereka akan terjebak pada siklus OCD yang dimulai dari obsesi, kecemasan, kompulsi, dan diakhiri dengan kelegaan sementara. Bahkan pada tingkat lanjut, OCD akan mengancam kesehatan penderita karena akan menimbulkan banyak penyakit mental lainnya seperti stres, depresi, atau frustasi.
Penyebab Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Hingga sampai saat ini penyebab secara pasti OCD masih ditemukan secara pasti, akan tetapi para ahli berpendapat bahwa penyebab OCD adalah faktor genetika dan juga trauma pada masa kecil. Hal ini ditunjang dengan fakta pada sebagian orang yang mengalami OCD memiliki anggota keluarga yang beriwayat pernah atau sedang mengidap penyakit OCD. Sedangkan pada mereka yang pernah mengalami kejadian sedih dan menyakitkan pada masa lalu biasanya akan menimbulkan sebuah ketakutan (OCD) pada hal tersebut.
Selain dua faktor tersebut, beberapa hal lain yang menjadi penyebab penyakit OCD, adalah:
Gangguan pada otak : gangguan otak kekurangan serotonim juga bisa menjadi penyebab OCD, serotonim adaah zat dalam otak yang bertugas mengatur kecemasan, suasana hati, dan lainnya.
Pola Asuh Orang Tua : anak yang tumbuh pada lingkungan keluarga yang protektif memiliki risiko terserang OCD lebih banyak daripada yang tumbuh pada lingkungan normal.
Infeksi : seorang ahli kesehatan dari Amerika mengemukakan pendapat bahwa infeksi akan memicu reaksi pada otak yang dapat menyebabkan terserang OCD.
Tanda dan Ciri Penderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Perlu Anda ketahui bahwa antara sifat perfeksionis dan OCD sangatlah berbeda. Perfeksionis adalah sebuah pikiran yang menjunjung kesempurnaan dalam menyelesaikan masalah, sedangkan OCD adalah pikiran cemas berlebih pada masalah tersebut hingga menyebabkan mereka berusaha secara kompulsif untuk menyelesaikannya. Daripada bingung, perhatiakanlah beberapa tanda dan ciri penderita OCD berikut ini.
Berulang kali memeriksa pintu, kompor atau setrika.
Sangat menyukai keteraturan dan selalu menghitung.
Tidak pernah membuang barang walau sudah tidak terpakai.
Terus-terus bertanya untuk memastikan sesuatu.
Mengulang kata-kata atau doa tanpa bersuara.
Takut kotor atau terkontaminasi oleh kuman.
Takut malu atau berperilaku sosial yang tidak dapat diterima masyarakat.
Keraguan yang berlebihan dan kebutuhan untuk selalu dipercayai.
Menolak untuk berjabat tangan atau menyentuh pegangan pintu.
Berulang kali memeriksa hal-hal yang sama, seperti kunci atau kompor.
Mengatur barang-barang dengan cara tertentu secara terus-menerus.
Mengkonsumsi makanan dalam urutan tertentu.
Terjebak pada kata-kata, gambar atau pikiran, yang biasanya mengganggu, sehingga dapat mengganggu waktu tidur.
Melakukan tugas yang sama berkali – kali.
Mengumpulkan atau menimbun barang tanpa nilai yang jelas/berarti.
Pengobatan Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Pengobatan terhadap ocd dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan metode medis dan juga metode terapis, simak saja penjelasannya dibawah ini.
Metode medis
Untuk pengobatan menggunakan metode medis biasanya penderita akan diberikan obat-obatan antidepresan seperti citalopram, clomipramine, dan fluoxetine. Obat antidepresan tersebut mempunyai fungsi untuk menghambat pelepasan zat serotonim dalam otak sehingga mampu mengurangi gejala dari OCD semacam cemas atau panik.
Metode terapi
Perlu Anda ketahui pengobatan secara me

Tidak ada komentar:

Posting Komentar