Kamis, 12 Januari 2017

Waspadai trauma

Waspadai Trauma Pada Anak Akibat Salah Pola Asuh
Artikel Psikologi » Artikel Menghilangkan Fobia dan Trauma » Waspadai Trauma Pada Anak Akibat Salah Pola Asuh
Waspadai trauma pada anak akibat salah pola asuh,- Anak, sejatinya adalah anugerah terbesar yang Tuhan berikan dalam kehidupan ini. Untuk itu, sudah sepantasnya dengan hadirnya buah hati ditengah keluarga dan kehidupan kita, maka kita harus mensyukurinya dengan menjaga merawat dan mencintainya dengan sepenuh hati. Tidak semua pasangan yang telah menikah dengan mudah dikaruniai seorang anak dalam kehidupannya.

Tak sedikit dari beberapa pasangan harus rela menelan kenyataan pahit untuk menunda memiliki anak atau mungkin tidak akan bisa mendapatkan kehadiran seorang anak dan keturunan karena kondisi tertentu. Untuk itulah, bagi kita semua yang telah dipercayai Tuhan untuk bisa menjaga, merawat dan membesarkan seorang anak. Maka sudah sepantasnya kita menerima dan mencintai anak-anak kita dengan sepenuh hati. Membuat mereka merasa aman, nyaman dan merasa terlindungi adalah tanggung jawab setiap orangtua.

Disamping itu, mendidik dan membesarkan anak agar bisa menjadi seorang pribadi yang baik dan berbudi pekerti yang luhur adalah tugas dan kewajiban setiap orang tua, demi terciptanya generasi penerus bangsa yang gemilang dan beretika yang baik. Namun, kebanyakan dari orang tua tidak tahu cara bagaimana cara memperlakukan dan mendidik anak dengan baik dan benar karena menjadi orang tua tidak ada sekolahnya. Memang menjadi orang tua tidak ada sekolahnya tetapi sangat dibutuhkan ilmu menjadi orang tua yang baik.

Biasanya dalam menghadapi anak, para orang tua menggunakan 3 jurus ini jika anak bermasalah. 3 jurus itu antara lain
Ancam. "Awas ya kalau kamu tidak mau pakai sandal, nanti sandalnya ibu buang". "kalau kamu nakal bukan anak ibu!". Ini adalah kata-kata umum yang sering kita dengar.
Marah dengan Teriakan. "Dasar bodoh!! Nakal!! Pergi!!"
Pukul. Langsung pukul tanpa penjelasan yang perlu diperjelas.
Apakah membesarkan anak dengan cara tersebut akan menghasilkan anak yang patuh, baik, dan berbakti pada orang tua? Menurut saya tidak, kemungkinan besar mendidik dan membesarkan anak dengan cara tersebut hanya akan membuat anak menjadi sebaliknya karena belajar dari cara orang tua memperlakukannya, dan yang paling parah dapat mengakibatkan anak menjadi trauma dari cara mendidik orang tua yang salah.
Mendidik anak dengan ancaman hanya akan membuat anak seperti ini akan belajar hidup meneror, teman bahkan kelak pasangan hidupnya. Karena dia belajar untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan cara mengancam, seperti orang tuanya ingin mendidiknya (karena ketidaktahuannya) dengan baik dan membentuk perilakunya dengan ancaman. Disamping itu anak juga akan belajar melawan yang biasanya bertumbuh sesuai usianya, jika masih kecil melawannya kecil, jika sudah besar maka perlawanan besar.

Ada dua akibat penting dari sering mengacam anak. Anak akan belajar berbohong karena ketakutan diancam dan anak akan jadi anak yang penakut, dan sampai besar pun akan membawa sikap-sikap ini. Dan percayalah, pada beberapa kasus, sampai besar pun anak-anak yang sering diancam tetap akan hidup dalam ancaman. Baik dari rekan kerja, bahkan pasangannya.

Sebenarnya ada alternatif lain selain memberikan ancaman kepada anak. Coba kita perhatikan beberapa diantaranya:
Ajukan pilihan. “Rapikan kamarmu sekarang supaya waktu menontonmu lebih lama, atau rapikan nanti dan kamu tidak bisa menonton acara favoritmu sama sekali.”
Beri batasan. “Sepuluh menit lagi ibu akan bereskan meja makannya, kalau kamu tidak makan sekarang, kamu bisa makan nanti malam saja.”
Tetapkan aturan main: apa saja tugas atau kewajiban anak dan konsekuensinya jika ia tidak memenuhinya. Lakukan ini di awal sebelum ada pelanggaran, sehingga anak sudah tahu akibat yang akan ditanggungnya. Jadi, anda tidak lagi perlu mengancam, cukup mengingatkan saja!
Dampak dari berteriak kepada anak hanya akan membuat anak minder

Tidak ada komentar:

Posting Komentar